Drama Abiss! Aku Tahu Cinta Ini Terkutuk, Tapi Tak Ada Kutukan Yang Lebih Indah
Aku Tahu Cinta Ini Terkutuk, Tapi Tak Ada Kutukan yang Lebih Indah
Di antara kabut lembayung dan sungai waktu yang beriak perlahan, aku menemukanmu. Sosokmu terukir dalam lukisan mimpi, wajahmu seindah rembulan yang memudar di balik awan. Kita bertemu di persimpangan takdir yang terlarang, di taman bunga persik yang mekar hanya dalam ingatan.
Sentuhanmu seperti embun pagi yang menyentuh kelopak mawar, dingin namun memabukkan. Suaramu adalah melodi seruling bambu di malam sunyi, menenangkan jiwa yang terluka. Setiap tatapanmu adalah jendela menuju dimensi yang terlupakan, tempat di mana cinta dan ilusi berdansa dalam harmoni yang memilukan.
Kita menari di bawah hujan bintang, berpegangan erat seolah esok takkan pernah tiba. Aku tahu, cinta ini adalah TERKUTUK. Sentuhan bibirmu adalah racun manis yang menggerogoti akal sehatku. Namun, tak ada kutukan yang lebih indah, tak ada siksaan yang lebih mendalam selain kehilanganmu.
Hari-hari kita terjalin seperti benang sutra yang rapuh, terancam putus oleh badai kenyataan. Aku bertanya pada diriku sendiri: Apakah kau nyata? Apakah aku sedang bermimpi? Atau mungkin, kita hanyalah bayangan dari masa lalu yang berusaha meraih kembali kebahagiaan yang telah hilang?
Kemudian, malam itu tiba. Di tengah badai petir yang mengamuk, kau membuka sebuah kotak pusaka. Di dalamnya, terbaring sehelai selendang sutra berwarna darah. Kau menyentuhnya, dan air mata mengalir deras di pipimu.
"Selendang ini…" bisikmu, suaramu bergetar, "…adalah milik ibuku. Dia meninggal karena cinta yang terlarang dengan seorang pria dari dunia lain. Aku… aku adalah reinkarnasinya."
MOMEN PENGUNGKAPAN ITU MENYENGATKU. Lukisan mimpi itu menjadi jelas. Kita adalah dua jiwa yang ditakdirkan untuk saling mencintai dan saling melukai, terperangkap dalam lingkaran waktu yang abadi. Keindahan cinta ini bukan hanya ilusi, tetapi kutukan yang nyata, kutukan yang terus berulang dari generasi ke generasi.
Dan kemudian, kau menghilang, lenyap ditelan kabut pagi. Tinggal aku sendiri, terpaku di taman bunga persik yang mulai layu, dengan selendang sutra berlumur air mata di tanganku.
"Apakah kau akan menungguku di kehidupan selanjutnya, seperti janji yang terucap di bawah rembulan purnama?"
You Might Also Like: Jual Skincare Anti Jerawat Dan Anti